Senin, 16 Oktober 2017

PENDAHULUAN (awal sebagai pembelajaran)



PENGARUH MODEL MAKE AND MATCH  BERBANTU MEDIA PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PERNAPASAN PADA MANUSIA  KELAS V SDN METARAMAN PATI
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan yang paling mendasar pada masa sekarang ini sebagai sarana untuk pembentukan warga negara yang cerdas, cakap, kreatif, bertanggung jawab dan berkualitas. Seperti yang terkandung pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan menjadi suatu alat untuk mengembangkan peserta didik dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang di dalamnya berlangsung proses belajar mengajar.
Nana Sudjana (2005:28) mengatakan “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu”. Sedangkan “mengajar merupakan suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”.
Djamarah dan Aswan (2010:39) mengatakan bahwa “hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru”
Guru menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang menarik dan bermakna dengan suasana yang menyenangkan. Sehingga guru harus merancang suatu pembelajaran dengan baik untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Ibu Nur Wahidyah Noviasari, S.Pd.SD selaku guru kelas V yang peneliti lakukan pada Sekolah Dasar Negeri Metaraman Pati, siswa malas belajar terutama pada mata pelajaran IPA yang dianggap sulit oleh para siswa.
Hal ini dibuktikan dengan hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) IPA siswa kelas V SDN Metaraman Pati tahun 2016/2017 masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM atau nilai kurang dari 75. Dari 13 siswa terdapat 8 siswa yang mendapat hasil ulangan di bawah 70.
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Metaraman Pati adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam materi pernapasan pada manusia. Ini dibuktikan dengan sulitnya siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa materi ini belum dikuasai anak, karena guru hanya memberika pembelajaran dengan menghafal saja tanpa di praktekan secara langsung dengan membawa bentuk alat pekraga atau media pembelajran.
Kurangnya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai membuat tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Dari hasil observasi peneliti di SDN Metaraman Pati guru masih menggunakan model pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga pembelajaran yang didapat oleh siswa kurang bermakna.
Alasan peneliti menggunakan model pembelajaran Make and Match karena siswa diarahkan kepada pembelajaran bermakna yang menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari .
Rusman (2016:187) mengatakan “pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang meransang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna”.
Pembelajaran kontekstual akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba dan mengalami sendiri (learning to do), melalui pembelajaran kontekstual mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang tidak berkaitan dengan kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan dari apa yang dipelajarinya.
Elain B. Johnson (2014:35) mengatakan “Pembelajaran dan pengajaran kontekstual, sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan pada pikiran bahwa makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya”.
Make and Match memiliki 7 asas yang sering kali asas ini disebut juga komponen-komponen Make and Match yang melandasi proses pembelajaran, yakni kontrukvisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata (Hamdayama, 2014 : 53).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu  Ni Md Ari Giri Widayanti1, dkk (2016) bahwa faktor  pendekatan  pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan penalaran pada siswa dalam mata pembelajaran IPA. Dengan  kata  lain,  kemampuan  penalaran  matematis  siswa  yang  memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Make and Match lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran  dengan  pendekatan  konvensional. Ni Md Ari Giri Widayanti1, dkk (2016) menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran Make and Match terhadap kemampuan koneksi matematis yang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai postest setelah diberi perlakuan.
Oleh sebab itu, seorang guru hendaknya mampu memahami serta menguasai mata pelajaran yang disampaikannya terlebih bila mata pelajaran itu memerlukan perhatian khusus dan kemampuan yang memadai seperti halnya mata pelajaran IPA. Selain inovasi model pembelajaran serta pemahaman materi guru juga hendaknya menggunakan media konkret untuk menunjang keaktifan serta pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi pernapasan pada manusia kelas V SDN Metaraman Pati peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Make and Macth Berbantu Media Puzzle Terhadap hasil belajar IPA Materi Pernapasan Pada Manusia Kelas V SDN Metaraman Pati
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan pembelajaran IPA SDN Metaraman Pati dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya hasil belajar siswa pada mata IPA.
2.      Kurangnya variasi guru dalam mengajar, guru hanya menggunakan model konvensional yang berpusat pada guru.
3.      Kurangnya guru dalam menggunakan media yang menarik bagi siswa.
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka dilakukan pembatasan masalah agar penelitian yang akan dilakukan lebih spesifik dan fokus maka peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Metaraman Pati pada materi pernapasan pada manusia dengan model pembelajaran Make and Match berbantu media puzzle.
D.    Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh model Make and Macth berbantu media puzzle terhadap hasil belajar IPA materi pernapasan pada manusia kelas V SDN Metaraman Pati?”
E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make and Match untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada meteri pernapasan pada manusia kelas V SDN Metaraman Pati.
F.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Praktis
a.        Manfaat bagi siswa
1)      Meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian melalui pengalaman langsung.
2)      Siswa termotivasi dalam belajar IPA.
3)      Muncul rasa percaya diri pada siswa.
b.      Manfaat bagi guru
1)      Memberikan pengalaman dan gagasan tentang model pembelajaran Make and Macth
2)      Guru semakin meningkat dalam proses belajar mengajar
c.       Manfaat bagi sekolah
1)      Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
2)      Menumbuhkan pembelajaran siswa aktif di sekolah dan pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
d.      Maanfaat bagi peneliti
1)      Memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tentang variasi model pembelajaran berbantu media.
2)      Memberikan pengalaman dalam mengembangkan kreativitas.
2.      Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan inovasi pembelajaran yang efektif, dapat juga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang implementasi model-model pembelajaran terutama model Make and Match serta media tiga dimensi yaitu puzzle.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar