PENGARUH
MODEL MAKE AND MATCH BERBANTU MEDIA PUZZLE TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA
MATERI PERNAPASAN PADA MANUSIA KELAS V SDN
METARAMAN PATI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
adalah kebutuhan yang paling mendasar pada masa sekarang ini sebagai sarana
untuk pembentukan warga negara yang cerdas, cakap, kreatif, bertanggung jawab
dan berkualitas. Seperti yang terkandung pada fungsi dan tujuan pendidikan
nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 2 pasal 3:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan menjadi
suatu alat untuk mengembangkan peserta didik dalam menghadapi kehidupan di masa
yang akan datang. Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang di
dalamnya berlangsung proses belajar mengajar.
Nana
Sudjana (2005:28) mengatakan “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu”.
Sedangkan “mengajar merupakan suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan
dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”.
Djamarah
dan Aswan (2010:39) mengatakan bahwa “hakikat belajar mengajar adalah proses
pengaturan yang dilakukan oleh guru”
Guru
menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru
dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang menarik dan bermakna dengan suasana
yang menyenangkan. Sehingga guru harus merancang suatu pembelajaran dengan baik
untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan
wawancara dengan Ibu Nur Wahidyah Noviasari, S.Pd.SD selaku guru kelas V yang
peneliti lakukan pada Sekolah Dasar
Negeri Metaraman Pati, siswa malas belajar terutama pada mata pelajaran IPA yang dianggap sulit
oleh para siswa.
Hal
ini dibuktikan dengan hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) IPA siswa kelas V SDN
Metaraman Pati tahun 2016/2017 masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM atau nilai kurang dari 75. Dari 13 siswa terdapat 8 siswa yang
mendapat hasil ulangan di bawah 70.
Salah
satu permasalahan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Metaraman Pati adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam materi
pernapasan pada manusia. Ini dibuktikan dengan sulitnya siswa menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa materi ini belum dikuasai anak, karena
guru hanya memberika pembelajaran dengan menghafal saja tanpa di praktekan
secara langsung dengan membawa bentuk alat pekraga atau
media pembelajran.
Kurangnya
guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai membuat tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Dari hasil observasi peneliti di
SDN Metaraman
Pati guru masih menggunakan model
pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga pembelajaran yang didapat oleh
siswa kurang bermakna.
Alasan
peneliti menggunakan model pembelajaran Make
and Match karena
siswa diarahkan kepada pembelajaran bermakna yang menghubungkan muatan akademis
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari .
Rusman
(2016:187) mengatakan “pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang
meransang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna”.
Pembelajaran
kontekstual akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba
dan mengalami sendiri (learning to do),
melalui pembelajaran kontekstual mengajar bukan transformasi pengetahuan dari
guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang tidak berkaitan
dengan kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan upaya memfasilitasi siswa
untuk mencari kemampuan dari apa yang dipelajarinya.
Elain
B. Johnson (2014:35) mengatakan “Pembelajaran dan pengajaran kontekstual,
sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan pada pikiran bahwa makna muncul dari
hubungan antara isi dan konteksnya”.
Make and Match memiliki 7 asas yang sering kali asas ini disebut juga komponen-komponen Make and Match yang melandasi proses
pembelajaran, yakni kontrukvisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata (Hamdayama, 2014 : 53).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu Ni Md
Ari Giri Widayanti1, dkk (2016) bahwa faktor pendekatan
pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan penalaran pada siswa dalam mata pembelajaran IPA. Dengan kata lain,
kemampuan penalaran matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Make and Match lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan konvensional. Ni
Md Ari Giri Widayanti1, dkk (2016) menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran Make
and Match terhadap kemampuan koneksi matematis
yang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai postest setelah diberi perlakuan.
Oleh
sebab itu, seorang guru hendaknya mampu memahami serta menguasai mata pelajaran
yang disampaikannya terlebih bila mata pelajaran itu memerlukan perhatian
khusus dan kemampuan yang memadai seperti halnya mata pelajaran IPA. Selain
inovasi model pembelajaran serta pemahaman materi guru juga hendaknya
menggunakan media konkret untuk menunjang keaktifan serta pemahaman siswa.
Berdasarkan
latar belakang di atas untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi
pernapasan pada manusia kelas V SDN Metaraman Pati peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Make
and Macth Berbantu Media Puzzle
Terhadap hasil belajar IPA Materi Pernapasan Pada Manusia
Kelas V SDN Metaraman Pati ”
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan
pembelajaran IPA SDN Metaraman Pati dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Rendahnya
hasil belajar siswa pada mata IPA.
2.
Kurangnya
variasi guru dalam mengajar, guru hanya menggunakan model konvensional yang
berpusat pada guru.
3.
Kurangnya
guru dalam menggunakan media yang menarik bagi siswa.
C. Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka dilakukan pembatasan
masalah agar penelitian yang akan dilakukan lebih spesifik dan fokus maka
peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Metaraman
Pati pada materi pernapasan pada manusia dengan model pembelajaran Make and Match berbantu media puzzle.
D. Rumusan
masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh model Make and Macth berbantu media puzzle terhadap hasil belajar IPA materi
pernapasan pada manusia kelas V SDN Metaraman Pati?”
E. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make
and Match untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada meteri pernapasan pada manusia
kelas V SDN Metaraman Pati.
F. Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
Praktis
a.
Manfaat bagi siswa
1)
Meningkatkan
pemahaman siswa tentang perkalian melalui pengalaman langsung.
2)
Siswa
termotivasi dalam belajar IPA.
3)
Muncul
rasa percaya diri pada siswa.
b.
Manfaat
bagi guru
1) Memberikan pengalaman dan gagasan tentang model pembelajaran
Make and Macth
2)
Guru
semakin meningkat dalam proses belajar mengajar
c.
Manfaat
bagi sekolah
1)
Meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
2)
Menumbuhkan
pembelajaran siswa aktif di sekolah dan pembelajaran yang menyenangkan di
kelas.
d.
Maanfaat
bagi peneliti
1)
Memberikan
pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tentang variasi model
pembelajaran berbantu media.
2)
Memberikan
pengalaman dalam mengembangkan kreativitas.
2. Manfaat
Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian yang akan dilakukan ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan
inovasi pembelajaran yang efektif, dapat juga bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan tentang implementasi model-model pembelajaran
terutama model Make
and Match serta media tiga
dimensi yaitu puzzle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar